Blog ini kAlo diIbarat telOr, gOlongan teloR orak-aRiklah...
Yang G jelas karuan Putih Mana kuning...
Tapi TEteup enak rasanya...
Seperti bLog inI..
BiAr G jelas bentuk n tampilannya,
yang penting banyak Ilmunya...

(^_^)V

Met berkunjung..... jangan Lupa Dikomen ya...
Makasih... semoga bermanFaat.... Bagi saya maupun anDa....

Rabu, 04 Mei 2011

KATA SAYA TENTANG SI CANTIK NAN FENOMENAL “ULAT BULU”


KATA SAYA TENTANG SI CANTIK NAN FENOMENAL “ULAT BULU”

Ditinjau secara ilmuah :
Kata Lymantriidae berasal dari bahasa Yunani yaitu lumanter yang artinya perusak. Dinamakan demikian karena ulat ini suka merusak tanaman. Hama ini termasuk pemakan segala jenis tanaman (Polifagus). Dinamakan ulat bulu karena tubuhnya tertutup bulu sampai kepalanya. Bulu menjadi andalannya dalam mempertahankan diri dari serangan predator. Kalau tersentuh kulit yang berpori-pori terasa panas menyengat. Famili Lymantriidae memiliki kurang lebih 2.500 spesies karena bersifat polifagus atau pemakan segala tanaman sangat sulit mengatakan tanaman inangnya.


Morfologi dan daur hidup :
Pada larva bulu-bulu berwarna kuning cerah, bulunya dapat menimbulkan rasa gatal pada kulit. Kepalanya berwarna merah. Ulat ini mempunyai 4 jambul yang berwarna kuning. Pupa berada pada kepompong yang yang terbuat dari bulu-bulu yang dianyam. Iklim dengan kelembapan kurang dari 70% dan suhu harian tinggi, 26 – 32o C mampu memicu perkembangan pupa . Ngengat betina pada umumnya tidak bersayap dan berjalan tidak jauh setelah keluar dari kepompong. Ngengat jantan bersayap dan terbang jauh karena tertarik dengan hormon pheromone ngengat betina. Setelah kawin ngengat betina bertelur dalam kepompong dan mati.  Siklus hidup ulat ini berkisar antara 25 – 60 hari.

Ulat yang tergolong famili ini, yaitu ulat jambul (Orgyia postica Wlk.). Ulat jambul ini pemakan segala tanaman (polyphagous). Ulat ini memakan daun kedelai, buncis, cokelat, kina, teh, jarak, kayu manis, anggrek, karet, pinus, cemara, lamtoro, jeruk, dan mangga.

Pengendalian :
1. Musuh alami
- Parasitoid braconid Apanteles colemani Vier
- Tachinid Exorista sorbillans Wied
- Semut sebagai predator dari telur
2. Mekanis yaitu dengan memungut telur, pupa dan ulat untuk dimusnahkan
3. Membuat perangkap ngengat jantan dengan perangkap sex pheromone.
4. Insektisida bahan aktif deltametrin, merupakan insektisida non-sistemik yang sangat kuat, memiliki efek knock down yang sangat baik serta bekerja sebagai racun kontak dan racun perut. Deltametrin merupakan racun saraf yang menghalangi kerja saluran natrium (sodium) pada serabut saraf sehingga akan mencegah transmisi impul saraf

Hal-hal yang menyebabkan terjadinya ledakan ulat bulu :
- Adanya perubahan iklim yang dapat memicu perkembangan pupa menjadi ngengat
- Adanya tingkat menetasnya telur mencapai 100 persen dimana predator dari telur tidak terdapat dalam ekosistem tsb dimana ngengat dapat meletakkan telur hingga 200 butir.
Semut sebagai predator telur ini sudah tidak ada lagi. Ini mungkin disebabkan banyaknya petani yang mengambil telur semut (kroto) yang digunakan sebagai pakan burung berkicau yang mana harga jualnya sangat tinggi.
– Ulat ini bersifat polifagus sehingga ulat ini dapat berkembang dengan baik dan cepat.
– Jumlah pemangsa ulat bulu seperti burung sebagai predator sudah tidak ada lagi

Menurut saya :
Menurut saya yang basicnya hanya seorang mahasiswa Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan yang belum menyandang gelas sarjana pertanian, apalagi Master Pertanian hehehe…. fenomena ini terjadi cenderung karena perubahan iklim secara mendadak dimana kita ketahui bahwa adanya global warming mengakibatkan banyaknya perubahan yang terjadi, mulai dari perubahan musim yang sudah tidak menentu lagi, hilangnya keanekaragaman buah-buahan tahunan yang biasanya ditemukan setiap tahunnya akibat gagaglnya penyerbukan sehingga pembentukan buah gagal.
Begitupun dengan si cantik ulat bulu ini, dihubungkan dengan daur hidupnya pada Iklim dengan kelembapan kurang dari 70% dan suhu harian tinggi, 26 – 32o C mampu memicu perkembangan pupa. Dengan siklus hidup berkisar 25-60 hari, dilihat dari kisaran suhu dan kelembabannya perkembangan pupa cenderung lebih cepat pada kondisi lingkungan dengan kelembaban kurang dari 70%. Cuaca yang tidak menentu dan cenderung pada suhu 26-32oC mengakibatkan perkembangan pupa menjadi lebih cepat, akibatnya imago dapat keluar dari pupa dengan jangka waktu yang cenderung lebih singkat dari jangka waktu normal.
Selain itu kita juga mengetahui bahwa imago jantan dapat terbang jauh apabila mencium bau sex feromone dari imago betina, ketika ngengat jantan melakukan inbredding dengan ngengat betina pada suatu tempat bukan tidak mungkin jika ngengat itu terbang lagi membuahi ngengat betina lainnya sedangkan saat ini dengan kondisi lingkungan untuk jumlah parasitoid, predator dan pathogen ulat bulu yang jumlahnya sangat terbatas memungkinkan untuk terjadinya 100% penetasan telur dari imago betina sehingga sangat memungkinkan terjadi peledakan atau out break dari ulat bulu ini.
Untuk pengendalian dalam mengatasi peledakan ulat bulu yang terjadi sekarang, menurut saya sepertinya terlalu berbahaya menggunakan atau mengaplikasikan insektisida dengan penyemprotan secara besar-besaran. Ditinjau dari sisi penggunaan pestisida, seharusnya penggunaan pestisida diaplikasikan pada pagi atau sore hari dan tidaklah digunakan pada kondisi lingkungan yang ramai, karena residu yang dirimbulkan dapat mengkontaminasi manusia yang berada disekitar lokasi penyemprotan, apalagi penyemprotan dilakukan dipemukiman tanpa melakukan isolasi penduduk terlebih dahulu, selain itu pestisida seharusnya digunakan dengan dosis yang sesuai dengan anjuran takaran penggunaan.  Jika tidak sesuai takaran maka penggunaan pestisida akan meninggalkan residu yang sulit untuk diurai lingkungan jika terlalu banyak maka resiko yang dihadapi bukan hanya pencemaran lingkungan tapi juga dampak keracunan bagi orang-orang di area penyemprotan, baik keracunan akut ataupun keracunan kronis.
Ditinjau dari segi ekonomis, penggunaan pestisida tidaklah efisien karena biaya yang dikeluarkan untuk membeli pestisida tidaklah sedikit, jika dibandingkan dengan jumlah ulat bulu yang ada. Pengendalian yang seharusnya dilakukan adalah dengan mengumpulkan ulat bulu yang ada  dengan menyapu ulat bulu yang menempel dipekarangan rumah lalu merendamnya dengan air sabun agar lebih cepat mati, bisa saja dengan membakar ulat bulu tersebut, selain itu pestisida tetap dapat digunakan tapi hanya dengan memberikan pestisida (Insektisida) Sistemik pada pohon-pohon yang diserang ulat bulu dalam skala besar. Dengan catatan sesuai dengan dosis yang dianjurkan.
Demikian pendapat saya…. Logikanya, uang untuk penyemprotan si cantik nan fenomenal itu disumbangkan pada fakir miskin agar azab dari Allah berkurang, atau biaya pembelian Insektisida dibelikan Nasi Bungkus aJa, biar masyarakat semangat buat Nyapu bersih si ulat bulu tanpa harus meneguk sisa residu dari si Pembunuh hama (untuk paragraph terakhir Dikutip dari perkuliahan hehehe….)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar