Blog ini kAlo diIbarat telOr, gOlongan teloR orak-aRiklah...
Yang G jelas karuan Putih Mana kuning...
Tapi TEteup enak rasanya...
Seperti bLog inI..
BiAr G jelas bentuk n tampilannya,
yang penting banyak Ilmunya...

(^_^)V

Met berkunjung..... jangan Lupa Dikomen ya...
Makasih... semoga bermanFaat.... Bagi saya maupun anDa....

Selasa, 24 Mei 2011

Sandiwara

Duduk dibawah pohon ini.... gak ada kegiatan... suntuk bener dah aku!!!
dari pada menggerutu nggak jelas, cerita aja yuks.... (mari...) ehm... tapi mau cerita apa ya????
tentang Pacar???( Nggak Punya)... Sahabat??? apa sih sahabat itu.... Kok asing bener ya...
Cerita tentang sahabat aja ya...?? ehm... nggak biasa lagi deh curhat2 masalah gituan lewat kata-kata... yang enak itu lewat puisi :)... bikin Puisi aJa ya... hehehe....

Tersenyum.... daun_daun yang lelah sudah
menitik harapan-harapan kosong dari riak kindu
bersua pada dentingan kehidupan usang
remah-premah terdengar cekikikan hujan...
kering menyapa, menyayat duka... merana
Asa-asa hampa bermain lunak di betis ternoda
senyap... lenyap dan letih...
tak tahu apa rasa, satu, dua atau berubah menjadi nada
bising usai dan usang menggurat raut tua...
selesai....

puisi ni nggak tau ah mau di kasih judul apa...

Minggu, 15 Mei 2011


         Indralaya, 24 Februari 2010

Cinta Tak Berserak

Kayu mengering dan daun menepi
Dunia menerima kenyataan di hamparan debu
Takkan menangis atau rasa sedih
Cinta tak untuk mengeruk dunia
Menguasai goncangan-goncangan yang bertaburan
Lautan bunyi yang mendengung rasa
Suka menggalaukan jiwa yang terus menghabiskan awan kelam
Mengembunkan titik-titik beku milik pagi
Mengais dan terus mengais
Tetap mengais sisa-sisa yang hampir usai
Waktu semakin membumbung
Dan pelangi ini harus dihadapi
Cinta tak berserak, tak juga bertepi
masa tlah terjatuh…. Semua berakhir
tak harus bangkit tak pula terbalik
untuk berkata…
Aku Cinta



Cinta Tak Berserak


                                                                                                                        Indralaya, 24 Februari 2010


Kayu mengering dan daun menepi
Dunia menerima kenyataan di hamparan debu
Takkan menangis atau rasa sedih
Cinta tak untuk mengeruk dunia
Menguasai goncangan-goncangan yang bertaburan
Lautan bunyi yang mendengung rasa
Suka menggalaukan jiwa yang terus menghabiskan awan kelam
Mengembunkan titik-titik beku milik pagi
Mengais dan terus mengais
Tetap mengais sisa-sisa yang hampir usai
Waktu semakin membumbung
Dan pelangi ini harus dihadapi
Cinta tak berserak, tak juga bertepi
masa tlah terjatuh…. Semua berakhir
tak harus bangkit tak pula terbalik
untuk berkata…
Aku Cinta



Ujung Petaka


Indralaya, 21 Agustus 2009


Sampai batas dari ambang-ambang yang gusar menorehkan duka
Sampai jiwa-jiwa telah kehilangan jejaknya
Lara dan derita tak menyanggupi untuk percaya akan bahagia
Derai air mata sudah tertumpah cukup lama
Surau-surau bergema, tak ada yang bergeming
Hening, terkurung dalam rasa benci
Menghentikan kebenaran karena lelah
Dunia terbalik
Semuanya tak ada yang sama
Seperti dulu…
seperti dulu yang hilang kuasa dan tujuan
Tinggal… dan tinggal…
Selamat tinggal Tuhan….


Suram kelana


Indralaya, 13 Januari 2008


Q sibak mentari subuh
Q raih senyum pagi
Senyum yang tak dapat ku hadirkan
Untuk diri ku sendiri
Ku mau kalian tahu
Ku mau yang ku mau
Namun ku tak mampu untuk itu
Cahaya mendung mengelabui hati ku
Ku terbalut kabut pagi
Ku terbenam dalam sepi
Dan aku lenyap sendiri





Bingkai hati


Indralaya, 9 Juli 2009


Kupandang sebuah wajah disana
Bertabur debu, cinta dan rindu
Beragam kisah tertaut di raut itu
Dari senja hingga kembali senja sosok itu tetap ada
Dia hadir dari paras indah nan mempesona
Didalam bingkai itu kisah hidup ini dimulai….
Dia bagian dari awal masa
Dia tak hanya hadir tapi juga menyatu…
Bulir bening membasahi bumi
Ku sapu bingkai lusuh bertabur serpihan bubuk kayu…
Ku dekap erat….
Ibu…
ku merindukanmu…


Kisah dia



Indralaya, 13  April 2009



Dia hanya masa lalu yang terus menggantungi tarikan nafas ku
Walau dia tak lagi didermaga itu…
Dia hanya segumpal kisah yang mengajarkanku menjadi tahu rasanya terluka…
Dia juga hanya goresan yang tinggal dalam kaca hidup ku
Dan dia adalah kesombongan dari setiap kebodohan terbesar dihidup ku…
Namun ku hanyalah kebohongan semu…

Puisi


Indralaya, 9 Juli 2009

Gores Lara

Usai kisah kita… kau yang akhiri
Bulir bening itu jatuh…. Tepat dihadapanmu…
Mungkin rasa bagimu hanya sebuah sejarah yang tak untuk dicatat dan diungkap
Bagi lara ini, goresan luka baru…
Goresan bagi setiap balasan titik cinta
Engkau takkan mengerti atas gundukan perih yang kau semai dalam benak ini
Engkau juga tak patut menganggap ini hanya cerita dan jalan hidup
Tak lekas hati ini mengeringkan sayatan yang kau bentuk….
Tak mudah… untuk bangkit kembali..
Lepas… semua lepas dan hilang…
Tak untuk kembali ke masa indah di luka yang lama…
Selamat tinggal tak tersisa harapan…
Ku buang rasa yang sudah usang darimu…

Gores Lara


Indralaya, 9 Juli 2009



Usai kisah kita… kau yang akhiri
Bulir bening itu jatuh…. Tepat dihadapanmu…
Mungkin rasa bagimu hanya sebuah sejarah yang tak untuk dicatat dan diungkap
Bagi lara ini, goresan luka baru…
Goresan bagi setiap balasan titik cinta
Engkau takkan mengerti atas gundukan perih yang kau semai dalam benak ini
Engkau juga tak patut menganggap ini hanya cerita dan jalan hidup
Tak lekas hati ini mengeringkan sayatan yang kau bentuk….
Tak mudah… untuk bangkit kembali..
Lepas… semua lepas dan hilang…
Tak untuk kembali ke masa indah di luka yang lama…
Selamat tinggal tak tersisa harapan…
Ku buang rasa yang sudah usang darimu…

Termotika



Indralaya, 29 Januari 2008


Hidup ini adalah logika bahkan statistika
Penuh dengan persamaan dan pertidaksamaan
Serta berbagai perhitungan
Angin usang layaknya integral dengan kesukarannya
Untaian waktu, jarak pembentuk kecepatan
Kadang semudah persamaan kuadrat
Tak jarang kadang bagai transformasi
Yang menguntai translasi, refleksi, dilatasi terutama rotasi
Ya… dunia yang berotasi
Dalam sebuah lingkaran evolusi tak berujung
Dengan jari-jari terbatas dan gurat-gurat diskriminan
Tak jarang fungsi invers lebih mendominasi
Ketimbang komposisi, disektor materi
Persetan dengan desil, persentil dunia…
Ataupun kuartil di peluang hidup
Arus dalam kurva
Baik aljabar maupun trigonometri
Kehidupan adalah dimensi tiga yang jenaka
Penuh dengan sudut-sudut terjal
Dalam radian atau derajatnya
Sesak akan limit fungsi naik atau turun yang tak berhenti disebuah titik
Dalam aturan rantai hingga deret geometri
Dari metric ordo 2-2 sampai ordo 3-3
Hidup adalah cerita bersambung
Yang takkan usai dalam bahasa binom matematika…

Gurat pengharapan


Indralaya, 17 April 2009


Ketika waktu adalah nafas-nafas pengharapan
Maka aku hanyalah detik-detik usang
Pabila mata dunia yang menancap dibumi adalah sampah
Hanya aku debu yang terlunta
Gurat-gurat tua milik senja menahan iba
Ratap mentari terputus lara
Duduk, diam, tak bersuara…
Dentingan perca menari indah
Dan aku masih berdiam diri
Diam… tak mampu tertawa
Bunda meratap merana
Menangisi lautan derita…

Gurat pengharapan


Indralaya, 17 April 2009


Ketika waktu adalah nafas-nafas pengharapan
Maka aku hanyalah detik-detik usang
Pabila mata dunia yang menancap dibumi adalah sampah
Hanya aku debu yang terlunta
Gurat-gurat tua milik senja menahan iba
Ratap mentari terputus lara
Duduk, diam, tak bersuara…
Dentingan perca menari indah
Dan aku masih berdiam diri
Diam… tak mampu tertawa
Bunda meratap merana
Menangisi lautan derita…

Gurat pengharapan


Indralaya, 17 April 2009



Ketika waktu adalah nafas-nafas pengharapan
Maka aku hanyalah detik-detik usang
Pabila mata dunia yang menancap dibumi adalah sampah
Hanya aku debu yang terlunta
Gurat-gurat tua milik senja menahan iba
Ratap mentari terputus lara
Duduk, diam, tak bersuara…
Dentingan perca menari indah
Dan aku masih berdiam diri
Diam… tak mampu tertawa
Bunda meratap merana
Menangisi lautan derita…

Kelopak menutup usia


Indralaya, 9 Juli 2009


Bunga-bunga menggantungi jiwa-jiwa yang kosong
Ada benih yang enggan mengakui hadirnya
Tuas-tuas yang kokoh tanpa cerita
Mendengus iba akan runtuhnya tatanan Putik
Bulir nada yang tersimpan kini luruh tertelan badai
Terpaan yang tergantung dari atap mega
Kelopak kini jatuh, dari setiap denyut-denyut yang terurai waktu
Semua memudar seiring angin yang dengki
Kisah usai… tutup usia



Kelopak menutup usia


Indralaya, 9 Juli 2009



Bunga-bunga menggantungi jiwa-jiwa yang kosong
Ada benih yang enggan mengakui hadirnya
Tuas-tuas yang kokoh tanpa cerita
Mendengus iba akan runtuhnya tatanan Putik
Bulir nada yang tersimpan kini luruh tertelan badai
Terpaan yang tergantung dari atap mega
Kelopak kini jatuh, dari setiap denyut-denyut yang terurai waktu
Semua memudar seiring angin yang dengki
Kisah usai… tutup usia



Kelopak menutup usia


Indralaya, 9 Juli 2009



Bunga-bunga menggantungi jiwa-jiwa yang kosong
Ada benih yang enggan mengakui hadirnya
Tuas-tuas yang kokoh tanpa cerita
Mendengus iba akan runtuhnya tatanan Putik
Bulir nada yang tersimpan kini luruh tertelan badai
Terpaan yang tergantung dari atap mega
Kelopak kini jatuh, dari setiap denyut-denyut yang terurai waktu
Semua memudar seiring angin yang dengki
Kisah usai… tutup usia



Senin, 09 Mei 2011

Jejak Keraguan



Indralaya, 9 Juli 2009



Ketika ku membuka mata,
engkau mengirimkan detik kebersamaan yang tak terduga…
Asa satu harapan yang pernah tertulis dibait hari yang telah terlewati,
membuat ku bertahan mematungankan hati…
Ku coba mengais lembar tersisa dalam nafas yang sunyi,
tanpa seorangpun tahu kebersamaan ku dengan derita…
Ku menggulirkan kisah terpendam hanya berselimut dinginnya malam
dan bulir air mata…
Q tak mampuh menertawakan goresan yang ada
dan membasuhnya dengan debu yang tinggal…
Ku takkan merenggut semua yang akan terjadi bersama jiwa mu…
Aku tlah terbiasa dengan setumpuk kata-kata
yang pernah meninggalkan ku dengan segumpalan kekecewaan…
Waktu telah meninggalkan jejak luka dari catatan keraguan yang ku simpan…
Atas nadimu…. Yang lalu

Penyakit Penting pada Sawit



“Penyakit-Penyakit pada Kelapa Sawit
Curvularia maculans, Cephaleuros virescens, Rigidoporus lignosus

Curvularia maculans

 
1.      Sistematika
Berdasarkan Guiry (2008), klasifikasi dari Curvularia maculans  yaitu :
Kingdom         : Fungi
Filum
              : Ascomycota
Kelas
              : Dothideomycetes
Subkelas
         : Pleosporomycetidae
Ordo
               : Pleosporales
Famili
             : Pleosporaceae
Genus
             : Curvularia
Spesies
           : Curvularia maculans

2.Morfologi
Mempunyai konidium bersekat 3 dengan ukuran 22-23 x 10-18 mikro meter. Ascomata, bulat hitam, 375-750 mikron meter. Lebar dengan paruh astiolar menonjol, pengembangan dari kolumnar atau stromata datar tegas berpegang pada substratum di dasar, paruh ostilar 250-1125 x  85-190 mikron meter dengan sebuah hialin dipuncak. Konidiofor soliter atau dalam kelompok, sederhana atau jarang bercabang, langsung ke flexuous, kadang-kadang geneculate atas multiseptate cakelat muda sampai cokela, variabel panjang, sampai dengan 5 mikro meter (Semangun,2000).
3. Gejala
Mula-mula menyerang daun pupus yang belum membuka atau dua daun termuda yang sudah membuka. Gejala pertama yang nampak adalah bercak bulat, kecil, berwarna kuning tembus cahaya, yang dapat dilihat dikedua permukaan daun. Bercak membesar, bentuknya tetap bulat, warnanya sedikit demi sedikit berubah menjadi coklat muda, daun pusat bercak tampak mengendap atau melengkuk, warna menjadi coklat tua dan pada umumnya dikelilingi halo jingga kekuningan. Pada infeksi yang berat daun yang paling tua mengeriting, mengering dan menjadi  rapuh. Namun pada daun yang mengering terdapat jelas bercak-bercak coklat tuia diatas jaringan yang berwarna coklat pucat. Penyakit ini dapat sangat menghambat pertumbuhan bibit, meskipun tidak mematikan (Semangun, 2000).

4. Daur Hidup
Diduga jamur ini mempunyai beberapa tanaman inang termasuk gulma di kebun sawit. Dengan demikian sumber infeksi bagi pembibitan kelapa sawit selalu ada. Jamur disebarkan oleh konidiumnya, baik karena terbawa angin, percikan air hujan dan air siraman, dan mungkin juga oleh serangga (Semangun, 2000).


selengkapnya kunjungi :

http://www.ziddu.com/download/14929060/LaporanTetapPraktikumPPTUVI.docx.html