Indralaya, 17 April 2009
Ketika waktu adalah nafas-nafas pengharapan
Maka aku hanyalah detik-detik usang
Pabila mata dunia yang menancap dibumi adalah sampah
Hanya aku debu yang terlunta
Gurat-gurat tua milik senja menahan iba
Ratap mentari terputus lara
Duduk, diam, tak bersuara…
Dentingan perca menari indah
Dan aku masih berdiam diri
Diam… tak mampu tertawa
Bunda meratap merana
Menangisi lautan derita…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar