Blog ini kAlo diIbarat telOr, gOlongan teloR orak-aRiklah...
Yang G jelas karuan Putih Mana kuning...
Tapi TEteup enak rasanya...
Seperti bLog inI..
BiAr G jelas bentuk n tampilannya,
yang penting banyak Ilmunya...

(^_^)V

Met berkunjung..... jangan Lupa Dikomen ya...
Makasih... semoga bermanFaat.... Bagi saya maupun anDa....

Minggu, 18 Desember 2011

Coffea arabica and Hypothenemus hampei




 
Sebelumnya, tidak ada yang istimewa dari kopi menurut aku... udah pahit, item dan bikin nggak ngantuk pula... tapi semua berubah ketika aku menemukan Lubang kecil pada diskus yang ada pada buah kopi... penasaran itu semakin menjadi-jadi sehingga aku memutuskan untuk menyelesaikan Praktek Lapanganku dengan membahas Kopi dan hewan kecil unik ini, kecil tapi sangat berdampak besar dan benar2 merugikan... cekedot yoook tentang kopi dan binatang kecil dan lucu ini..... ^___^

A.  Tanaman Kopi
                                                          
1.    Klasifikasi

       Klasifikasi Kopi berdasarkan  USDA (2002) dalam Simanjuntak (2011) adalah:
Kingdom         : Plantae
Sub kingdom   : Tracheobionta
Super divisi     : Spermatophyta
Divisi               : Magnoliophyta
Class                : Magnoliopsida/Dicotyledons
Sub class         : Asteridae
 Ordo               : Rubiales
Famili              : Rubiaceae
Genus              : Coffea
Spesies            : Coffea arabica Linn.
2.    Botani
       Menurut Campbell (2000) dalam Octaviani (2007) C. arabica merupakan tanaman perdu tahunan yang memiliki akar tunggang.  Tingginya antara 7-12 m dan mempunyai cabang. Percabangan sekunder sangat aktif bahkan pada cabang primer di atas permukaan tanah membentuk kipas berjuntai menyentuh tanah. Panjang cabang primer rata-rata mencapai   123 cm sedangkan  ruas cabangnya pendek-pendek.  Batang tanaman C. arabica berkayu, keras dan tegak dengan warna putih keabu-abuan.
       Pada ruas-ruas cabang tanaman terdapat daun yang lebat.  Daun tersebut tunggal dan berbentuk bulat telur.  Tepi daun rata dengan ujung yang runcing.  Namun, pada bagian pangkal terlihat tumpul.  Daun tanaman C. arabica ini mempunyai panjang kira-kira 5-15 cm dan lebar 4-6,5 cm. Secara keseluruhan, daun tampak mengkilat dengan bentuk pertulangan daun menyirip.  Daun yang sudah tua berwarna hijau tua, sedangkan daun yang masih muda (flush) berwarna coklat kemerahan.  Apabila tanaman C. arabica ditanam tanpa penaung, tepi daun menjadi bergelombang dan helaian mengatup ke atas.  Oleh karena itu, sepintas bentuk daun tampak oval meruncing ramping.  Dalam kondisi normal ada penaung, daun berbentuk oval datar memanjang dan berwarna hijau sangat tua.
       Bunga tanaman C. arabica merupakan bunga majemuk (muncul secara berkelompok).  Bunga ini tumbuh di ketiak daun dengan bentuk menyerupai payung.  Mahkota bunga berbentuk bintang dan berwarna putih.  Masing-masing bunga mempunyai diameter sekitar 1-1,5 cm.  
       Tanaman kopi umumnya akan mulai berbunga setelah berumur ± 2 tahun.  Mula-mula bunga ini keluar dari ketiak daun yang terletak pada batang utama atau cabang reproduksi.  Tetapi bunga yang keluar dari kedua tempat tersebut biasanya tidak berkembang menjadi buah, jumlahnya terbatas, dan hanya dihasilkan oleh tanaman-tanaman yang masih sangat muda.
       Bunga yang jumlahnya banyak akan keluar dari ketiak daun yang terletak pada cabang primer.  Bunga ini berasal dari kuncup-kuncup sekunder dan reproduktif yang berubah fungsinya menjadi kuncup bunga.  Kuncup bunga kemudian berkembang menjadi bunga secara serempak dan bergerombol.  Tidak berbeda dengan bunganya, buah tanaman ini juga tumbuh berkelompok atau bergerombol.  Walaupun ukuran buah cukup besar, dompolan buah kurang rapat.  Buah yang masih muda berwarna hijau bersih, sedangkan buah yang sudah masak berwarna merah cerah.
       Bentuk buah adalah bulat telur dengan diameter lebih kurang 10-15 mm.  Di dalamnya terdapat biji yang berjumlah dua berbentuk bulat panjang.  Berat 100 buah masak merah rata-rata 196 gram. 

3.    Syarat Tumbuh
       Kondisi lingkungan tumbuh tanaman kopi yang paling berpengaruh terhadap produktivitas tanaman kopi adalah tinggi tempat dan tipe curah hujan.  Sebab itu, jenis tanaman kopi yang ditanam harus disesuaikan dengan kondisi tinggi tempat dan curah hujan di daerah setempat.  Jenis kopi Arabika dapat tumbuh pada ketinggian 700 -1.400 m dpl, dengan suhu udara harian 15 - 24oC, untuk curah hujan rata-rata yaitu 2.000-4.000 mm/th, sedangkan untuk jumlah bulan kering diperlukan 1 - 3 bulan/tahun. Selain itu jenis kopi Arabika juga membutuhkan tanah yang baik dengan pH  5,3 - 6,0.  Untuk kandungan bahan organik, kopi arabika membutuhkan sekurangnya 2 % bahan organik di tanah.  Dalam penanaman diperlukan kedalaman dibawah 100 cm untuk mendapatkan kedalaman yang efektif.  Dengan kemiringan tanah maksimum 40% (Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Lampung, 2008).


B.  Hama Penggerek Buah Kopi

                                    
1.    Klasifikasi
       Klasifikasi dari hama Penggerek Buah Kopi menurut Pracaya (2007) tergolong dalam:
Kingdom               : Animalia
Phylum                  : Arthropoda
Kelas                     : Insecta
Ordo                      : Coleoptera
Famili                    : Scolytidae
Genus                    : Hypothenemus
Spesies                  : Hypothenemus hampei Ferr.

2.    Morfologi
       Menurut Pracaya (2007) Kumbang ini berwarna cokelat tua sampai hitam.  Protoraxnya berwarna sedikit kemerahan.  Perbandingan jumlah betina dan jantan pada kumbang ini 10 : 1 sampai 20 : 1.  Panjang kumbang jantan sekitar 1,5-2 mm, sedangkan betinanya bias mencapai 2,5 mm memiliki banyak rambut pada bagian tubuhnya, Larva berwarna putih dan tidak mempunyai kaki.  Kumbang jantan tidak memiliki sayap.

3.    Biologi
       Seekor betina dewasa dapat menghasilkan telur sebanyak 37 butir.  Stadia telur selama 5-9 hari.  Telur diletakkan di dalam biji kopi, menetas dan berkembang di dalamnya sampai buah kopi matang, baik yang masih di pohon maupun yang gugur di tanah.  Serangga betina dewasa yang siap bertelur, aktif pada sore hari antara pukul 16.00-18.00 dan dapat terbang sejauh 350 m.  Serangga jantan tinggal dalam biji kopi karena tidak dapat terbang (dirjenbun, 2011).  Setelah 5-9 hari telur menetas menjadi larva.  Larva yang telah menetas akan memakan isi buah kopi sampai habis (Pracaya, 2007).  Setelah 10 hari larva berubah menjadi pupa, dari fase pupa ke Imago membutuhkan waktu selama 10 hari.  Umur imago jantan 105 hari Sedangkan umur Imago dari kumbang betina mencapai 185 hari (Amarta.net).  Selain itu menurut Pracaya (2007) jika tidak ada buah kopi, kumbang bisa hidup dalam batang yang lunak, tetapi tidak dapat bertelur.

4.    Gejala Serangan
       Imago bubuk buah kopi masuk ke buah kopi melalui diskus, kemudian ke endosperma. Serangan pada buah - buah muda hanya untuk keperluan makan bagi imago yang dapat menyebabkan buah gugur dan busuk. Serangan pada saat buah mulai mengeras selain menggerek buah dan memakan biji kopi, bubuk buah juga berkembang biak didalam biji. Sehingga biji menjadi berlubang - lubang, cacat dan busuk.Serangga hama masuk ke dalam buah kopi melalui ujung buah bagian tengah di dekat diskus (Afruri, 2009).   
Menurut Tobing et al (2006) dalam Manurung (20100 Pada umumnya H. hampei menyerang buah dengan endosperma yang telah mengeras, namun buah yang belum mengeras dapat juga diserang. Buah kopi yang bijinya masih lunak umumnya hanya digerek untuk mendapatkan makanan dan selanjutnya ditinggalkan.
       Pada ujung buah yang terserang terdapat lubang gerekan.  Warna buah berubah dari hijau menjadi kuning kemerahan, tampak seperti masak dan terasa hampa bila ditekan/dipencet.  Biji kopi yang terserang tampak berlubang-lubang sehingga produksi dan mutunya menurun (Dirjenbun, 2011).

 gejala pada buah  kopi tua yang belum masak

                                                   
 gejala pada kopi tua yang sudah masak

                            
                               
5.    Pengendalian
     Menurut Wiryadiputra (2006), dengan metode pengendalian secara kultur teknis dan sanitasi kebun, serangan hama PBKo dapat menurun dari 45% menjadi 0.5 - 3%.    Keberhasilan penggunaan perangkap Hypotan untuk pengendalian hama PBKo perlu dipadukan dengan upaya pengendalian lainnya seperti sanitasi kebun, kultur teknis dan pemanfaatan agen pengendali hayati Beauveria bassiana.
       Sanitasi kebun dengan memangkas semua cabang dan ranting yang tua/kering atau yang tidak produktif dan mengumpulkan sisa-sisa tanaman kemudian dijadikan bahan pembuatan pupuk organik (kompos) serta melakukan penyiangan gulma. 
       Kultur Teknis dilakukan dengan memetik semua buah yang berlubang yang dilakukan 15-30 hari menjelang panen raya.  Seluruh buah yang terserang dikumpulkan kemudian disiram dengan air panas untuk membunuh serangga hama PBKo.  Melakukan pemupukan tanaman dengan pupuk yang seimbang menggunakan jenis dan dosis sesuai anjuran untuk mempercepat pemulihan tanaman.  Serta pengaturan pohon pelindung yaitu dengan memangkas pohon pelindung yang terlalu rimbun untuk memperbaiki temperatur dan kelembaban atau kondisi agroklimat.
        Biologis (Agen Pengendali Hayati) dengan mengaplikasi jamur Beauveria bassiana dilakukan pada saat buah masih muda.  Kebutuhan untuk 1 Ha kebun kopi yaitu 2,5 kg media biakan jamur B. bassiana selama 3x aplikasi per musim panen.  Penyemprotan dilakukan pada sore hari dengan arah semprotan dari bawah daun.

5 komentar:

  1. anak HPT juga ya??,,salam kenal..
    ngomong2 Hypotenemus hampei,,jadi penasaran bentuk aslinya,,slama ini cuma lwat literatur..:)

    main ksini ya EPICENTRUM
    dan follow back ya,,makasih..:)

    BalasHapus
  2. halo gan,
    tetap semangat tinggi ya untuk jalani hari ini ! ditunggu kunjungannya :D

    BalasHapus
  3. salam sukses gan, bagi2 motivasi .,
    Bersabarlah dalam bertindak agar membuahkan hasil yang manis.,.
    ditunggu kunjungan baliknya gan .,.

    BalasHapus
  4. sorry gan, baru liat komennya :D...

    salam kenal n sukses juga gan :D

    BalasHapus
  5. rizki perdana : Iya , HPT Unsri... kamu HPT mana??? :D

    BalasHapus